Sejarah perjuangan jenderal sudirman

Disusun Oleh : Alisya Zahra Althafunnisa

Biodata Jenderal sudirman

Kelahiran: 24 Januari 1916,
Kabupaten Purbalingga
Meninggal: 29 Januari 1950,
Magelang
Pasangan: Alfiah (m. 1936–1950)
Tempat pemakaman: Makam
Pahlawan Kusumanegara
Yogyakarta, Yogyakarta
Pendidikan: Hollandsch-
Inlandsche School (1930)

Sejarah perjuangan jenderal sudirman

1.Perang Gerilya
Melansir buku Sejarah Jenderal Soedirman di Kabupaten Bantul, Jenderal Sudirman
memimpin Perang Gerilya yang berlangsung selama tujuh bulan.
Dalam menjalankan peperangan tersebut, kondisi fiisk Sudirman dalam keadaan sakit berat.
Hal itu membuatnya harus ditandu untuk memimpin pasukannya.
Sudirman memimpin perjuangan gerilya dengan berpindah-pindah dalam keadaan
kesehatannya yang semakin menurun.
Meski dalam kondisi tersebut, Jenderal Sudirman telah menjelajahi wilayah gerilya di daerah
selatan Yogyakarta, Keresidenan Surakarta, Madiun, dan Kediri. Akhirnya, Belanda bersedia
mengadakan perundingan dengan pihak Indonesia.
2.Perundingan Roem Royen
Saat perundingan tengah berlangsung pada 1 Mei 1949, Jenderal Sudirman mengeluarkan
amanat kepada para komandan kesatuan agar tidak turut memikirkan Perundingan Roem
Royen.
Perjanjian Roem Royen merupakan salah satu dari cara perjuangan guna mempertahankan
kemerdekaannya melalui strategi diplomasi sehingga kekuasaan pemerintahan Republik
Indonesia kembali lagi ke Yogyakarta.
Setelah presiden kembali lagi ke Yogyakarta, Jenderal Sudirman pun diminta untuk kembali
juga ke Yogyakarta, tapi ia menolak.
Atas penolakan tersebut, pihak pemerintah meminta bantuan Kolonel Gatot Subroto, yang
pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Divisi XI yang memiliki hubungan baik dengan
Jenderal Soedirman.
Gatot mengirim surat yang bertujuan untuk membujuk Jenderal Sudirman agar mau kembali
lagi ke Yogyakarta. Pada 10 Juli 1949, dengan berbagai pertimbangan dan maksud untuk
menghargai Gatot, Jenderal Sudirman bersama pasukannya bersedia kembali lagi ke
Yogyakarta.
Mulai sejak itu, Jenderal Sudirman kembali bersama pasukannya dan menetap di Yogyakarta
tetapi penyakitnya kambuh kembali.
Pada 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia meninggal di usia 34 tahun dan dinobatkan
sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
3.Peran Jenderal Sudirman
Tercatat beberapa peran penting Jenderal Sudirman dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, sebagai berikut.
Mengusir sekutu
Pada 12 Desember 1945, Kolonel Sudirman memimpin TKR mengusir sekutu dari Ambarawa
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pengaruh sekutu.
Memimpin Peta
Pada awal proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sudirman memimpin pasukan Pembela Tanah
Air (PETA) dalam merebut senjata dari tentara jepang yang ada di Indonesia.
Menjadi Ketua BKR
Pada 23 Agustus 1949, pemerintah membentuk Badan keamanan Rakyat (BKR). Sudirman
diangkat menjadi ketua BKR untuk wilayah Banyumas.
Itulah sejarah singkat tentang Jenderal Sudirman dan perjuangannya untuk kemerdekaan
Indonesia

Sikap yang harus di teladani kpd pahlawan :

  • memiliki jiwa nasionalisme
  • selalu berani menghadapi sesuatu
  • menghormati jasa kepahlawanan
  • selalu cinta tanah air


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *