Mengenal Biografi Jenderal Sudirman Dalam Rangka Meneladani Kepahlawanan Jenderal Sudirman Bagi Generusi Muda

Disusun Oleh : Zaira Syakayla Nurazzahra

  1. Latar Belakang

Sejarah adalah menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini. Sejarah mampu mengembangkan potensi generasi muda untuk mengenal nilai-nilai bangsa yang diperjuangkan pada masa lalu dipertahankan dan disesuaikan untuk kehidupan masa kini, dan dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan masa depan. Peran penting mempelajari sejarah sebagai bagian dari menumbuhkan rasa nasionalisme dan membangun pendidikan karakter disebabkan banyak generasi muda Indonesia telah mengalami kemunduran dalam hal nasionalisme. Nasionalisme generasi muda Indonesia sedikit demi sedikit mulai terkikis dengan banyaknya pengaruh asing yang masuk ke Indonesia, baik itu dalam hal kebudayaan, teknologi, maupun produk-produk luar negeri yang membanjiri Indonesia. Kebanggaan kepada bangsa dan negara sendiri mulai menghilang. Tidak hanya itu, sekarang adat sopan santun bagaikan tidak berguna lagi di kalangan generasi muda. Pesatnya perkembangan kebudayaan Barat ini membuat perilaku generasi muda sangat mencemaskan, bahkan cenderung memprihatinkan yang bahkan mengancam kehidupan generasi penerus dan bisa mengancam nilai-nilai nasionalis dan kebudayaan yang ada di bangsa kita, menjadi kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.

Nilai kepahlawanan merupakan suatu sikap yang diambil dari para tokoh perjuangan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dan dijadikan sebagai teladan oleh generasi muda. Nilai-nilai kepahlawanan harus tetap dipertahankan agar cita-cita yang diharapkan oleh para pejuang bangsa pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia tetap bertahan dan terjaga dan selalu diterapkan. Penanaman nilai-nilai kepahlawanan sangat perlu dilakukan bagi generasi muda agar dapat meniru sosok pahlawan dan menjadikan pahlawan sebagai figur atau idola. Nilai-nilai kepahlawanan yang berupa sikap, jiwa dan semangat dari para pejuang yang senantiasa ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh pendirian, mempunyai keberanian, membela kebenaran serta memiliki moral dan perilaku yang mengandung suri tuladan merupakan hal yang harus ada dalam jiwa raga generasi muda.

Salah satu tokoh pahlawan nasional yang harus generasi muda teladani adalah Jenderal Soedirman. Mengetahui nilai-nilai keteladanan apa yang dimiliki Jenderal Soedirman yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari sebagai pembentukan karakter untuk memperbaiki moral generasi muda yang semakin hari kian memburuk. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul karya tulis dalam rangka memeperingati HUT RI ke 79 adalah “Mengenal Biografi Jenderal Sudirman Dalam Rangka Meneladani Kepahlawanan Jenderal Sudirman Bagi Generasi Muda”

  1. Biografi Jenderal Sudirman

Jenderal Sudirman lahir di kota Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Jenderal Sudirman merupakan anak dari Karsid Kartawiraja dan Siyam. Karsid merupakan pekerja di perkebunan tebu, namun disana terdapat pengurangan pekerja sehingga membuat Karsid kehilangan pekerjaannya. Karena keterbatasan ekonomi akhirnya Sudirman kecil diasuh oleh pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo yaitu seorang Camat di Rembang, Badas Korang Jati, Purbalingga. Pemberian nama Sudirman merupakan pemberian dari Raden Cokrosunaryo yang akhirnya mengangkat Sudirman menjadi anaknya.

Raden Cokrosunaryo mendidik Sudirman dengan disiplin, contohnya bagaimana menempati waktu dan menggunakan uang saku dengan baik dan Sudirman juga belajar membagi waktu antara belajar, bermain dan mengaji. Sudirman anak yang patuh terhadap orangtua dan orang tua angkatnya. Ia selalu mendengarkan nasehat dan melakukan perintah orang tua dan orangtua angkatnya.

Setelah Cokrosunaryo pensiun dari Camat, Surdiman dibawa keluarganya ke Cilacap. Kemudian pada tahun 1923-1930 Sudirman sekolah di Hollandsh-Inlandsche Scool atau HIS. Sudirman termasuk anak yang biasa dan tidak menonjol. Tidak lama kemudian Sudirman dipindahkan ke sekolah menengah milik Taman Siswa yang kemudian beliau melanjutkan pendidikan di MULO yang berada Di Banyumas. Sewaktu menempuh pendidikan, Sudirman memiliki kesadaran akan pentingnya berorganisasi dalam mengembangkan ilmu agamanya. Sudirman aktif berorgnisasi di Muhammadiyah. Dalam organisasi Muhammadiyah, beliau pernah menjadi pemimpin Hizbul Wathan & Kepanduan Muhammadiyah daerah Banyumas.

Sudirman juga aktif sebagai guru di sekolah. Sudirman sosok yang sangat dicintai oleh murid – muridnya karena cara mengajarnya yang sangat menyenangkan. Seiring berjalannya waktu menjelang masa penjajahan Jepang, Sudirman terpaksa melepaskan pekerjaan yang dicintainya sebagai seorang guru. Saat itu, tak memungkinkan menjalani pendidikan karena semua orang terpusat pada serangan Jepang.

Cerita singkat Jendral Sudirman mulai dari menjadi Guru sampai menjadi panglima besar TNI adalah dimulai saat Jendral Sudirman bergabung menjadi tentara Pembela Tanah Air (PETA). Karena Sudirman sangat disegani di masyarakat, Sudirman dijadikan sebagai komandan.

  1. Perjuangan Awal

Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus1945, Jendral Sudirman bergabung dengan tentara Republik dan menjadi pemimpin militer utama. Pada masa-masa awal, ia menghadapi tantangan besar, termasuk kekurangan peralatan, sumber daya, dan dukungan Internasional. Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan pemberani mengambil peran penting dalam semua perlawanan.

Pada tahun 1947, Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia. Meskipun pasukannya menghadapi kekurangan senjata dan berbagai sumber daya, Sudirman menunjukkan keterampilan strategis yang luar biasa. Ia memimpin pasukan dari satu tempat ke tempat lain, bersembunyi di hutan dan pegunungan, serta menyerang secara mendadak untuk melemahkan musuh.

  1. Puncak Perjuangan

Salah satu moment puncak dalam kepemimpinan Jendral Sudirman adalah ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II pada Desember 1948. Sudirman memimpin gerakan perlawanan dari daerah-daerah pedalaman, beroperasi dengan menggunakan strategi gerilya untuk mengganggu dan melemahkan posisi Belanda.

  1. Penyakit Dan Kesulitan

Jendral Sudirman mengalami kesehatan yang buruk yaitu terkena TBC. Meskipun dalam kondisi fisik yang sangat lemah, semangat dan dedikasinya tidak tergoyahkan. Sudirman terus berjuang dan memimpin dari garis belakang, memberikan semangat kepada pasukan dan rakyat Indonesia untuk terus melawan.

  1. Beberapa Peran Jenderal Sudirman

Beberapa peran penting Jendral Sudirman dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah:

  1. Jendral Sudirman memimpin TKR yaitu mengusir sekutu dari Ambarawa pada tanggal 12 Desember 1945.
  2. Jendral Sudirman memimpin PETA ( Pasukan Pembela Tanah Air) untuk merebut senjata dari tentara Jepang yang ada di Indonesia.Jendral Sudirman menjadi ketua
  3. BKR (Badan Keamanan Rakyat) di Banyumas pada tanggal 23 Agustus 1949.
  4. Jendral Sudirman memimpin perang gerilya dengan berpindah-pindah dalam kondisi kesehatannya yang semakin menurun.
  5. Jendral Sudirman mengeluarkan amanat kepada para komandan kesatuan untuk tidak memikirkan perundingan Roem Royen sebagai salah satu perjuangan mempertahankan kemerdekaan sehingga kekuasaan pemerintah Indonesia kembali ke Yogyakarta.

Setelah perjuangan yang berat dan melelahkan, Jenderal Sudirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950, beberapa bulan setelah Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai pahlawan nasional dan simbol perjuangan kemerdekaan. Jendral Sudirman sebagai panglima besar TNI pertama yang sangat dihormati sepanjang sejarah Indonesia. Kisah hidup Jendral Sudirman adalah cerminan dari semangat dan tekad yang tak tergoyahkan. Jendral Sudirman memberikan banyak teladan berharga bagi generasi muda Indonesia.

  1. Nilai Keteladan Jenderal Sudirman

Berikut beberapa sikap keteladanan yang bisa diambil dari perjuangan Jendral Sudirman adalah :

  1. Kepemimpinan dan pengabdian

Sudirman menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dengan memimpin pasukan di tengah kondisi yang sangat sulit. Sikap ini mengajarkan generasi muda tentang pentingnya mengutamakan kepentingan bersama dan berkomitmen penuh pada tanggung jawab yang diemban.

  1. Semangat juang dan ketahanan

Meskipun mengalami kondisi kesehatan yang buruk, Sudirman tidak pernah menyerah dalam perjuangannya. Semangat juangnya yang tak tergoyahkan mengajarkan pentingnya ketahanan dan keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

  1. Strategi dan kreatifitas

Kemampuan Sudirman dalam menerapkan taktik perang gerilya menunjukkan betapa pentingnya strategi dan kreatifitas dalam mencapai tujuan. Generasi muda dapat belajar untuk berpikir kreatif dan strategis dalam mengatasi masalah dan mencapai impian.

  1. Pengorbanan dan dedikasi

Dedikasi Sudirman terhadap kemerdekan negara menunjukkan nilai pengorbanan yang tinggi. Ini mengajarkan generasi muda untuk siap berkorban demi kebaikan bersama dan memiliki rasa tanggung jawab yang kuat terhadap komunitasara.

  1. Integritas dan kejujuran

Sepanjang perjuangannya, Sudirman selalu menjaga integritas dan kejujuran. Ini penting untuk diikuti oleh generasi muda sebagai landasan dalam membangun karakter yang kuat dan dipercaya.

  1. Sikap positif dan inspiratif

Meskipun berhadapan dengan banyak kesulitan, Sudirman tetap positif dan inspiratif. Generasi muda dapat belajar untuk tetap optimis dan memotivasi diri sendiri serta orang lain meskipun menghadapi rintangan.


Daftar Pustaka

Taufik Adi Susilo, 2020, Soedirman, Penerbit Garasi, Yogyakarta

Amrin imran, 2004, Peranan Panglima Besar Soedirman dalam Revolusi Indonesia, Penebar Swadaya Group, Jakarta

S. H. Soekanto, 1982, Pejuang dan Panglima Besar, Balai Pustaka, Jakarta

M.C. Marbun, 2005, Jenderal Sudirman: Kisah Hidup dan Kepemimpinan, Mutiara, Jakarta

Nasution A. H., 193, Tentara Nasional Indonesia, jilid1, cetakan 11, Ganeco, Bnadung

https;//www. Cnnindonesia.com

https;//www.merdeka.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *